Sunday, July 12, 2015

Diafragma/Aperture dalam photography

Untuk melanjutkan Postingan saya yang sebelumnya mengenai Apasih eksposure dalam dunia photography ? yang mana unsur dalam eksposure terdapat 3 element yaitu Diafragma, Shutter speed dan ISO.
Dipostingan kali ini saya akan membahas tentang Diafragma terlebih dahulu..

Diarfagma dalam photography berfungsi untuk mengatur jumlah intensitas cahaya yang masuk kedalam kamera, diafragma terbentuk dari 5-8 lempengan logam yang tersusun membentuk lingkaran, serta dapat disesuaikan ukurannya guna untuk mengendalikan cahaya yang masuk. Bukaan pada diafragma yang lebar maka akan banyak cahaya yang masuk, sedangkan sebaliknya semakin sempit bukaan diafragma maka akan semakin sedikit pula cahaya yang masuk.

Diafragma diukur menggunakan f-stops. Ukuran ini di tunjukkan dengan lambang f/ dan diakhiri dengan angka. semakin kecil angka yang ditunjukkan, berarti semakin besar bukaan yang dihasilkan oleh diafragma. Semakin besar angka yang di tunjukkan maka semakin kecil pula bukaan pada diafragmanya. Contoh-nya : bukaan diafragma f/1.8 tentu kebih besar bukaan diafragmanya di bandingkan dengan diafragma f/3.5


Sumber foto dari Google



Perpindahan antara satu ukuran dengan ukuran yang lain disebut dengan 1 stop. Contoh misalnya kita mengubah diafragma f/2.8 ke f/4 maka di sebut naik 1 stop. kenaikan ini berarti mengurangi separuh dari cahaya yang masuk. apa bila sebaliknya f/4 ke f/2.8 maka disebut dengan turun 1 stop, dan akan menambah jumlah cahaya yang akan masuk.

Setiap lensa memiliki ukuran diafragma yang berbeda-beda, ukuran dari bukaan diafragma dapat di lihat dari angka yang tertera di lensa, misalkan f/3.5 - f/5.6, ini artinya lensa dapat membuat bukaan maksimum pada angka f/3.5 dan minimum pada angka f/5.6, namun besaran ini masih tergantung dengan focal length yang digunakan.

Bukaan diafragma tergantung dengan inensitas cahaya yang berada diobjek foto, jika cahayanya banyak yang mengenai objek maka kita cukup membuka diafragma sedikit saja. dan sementara apabila cahaya pada objek minim maka kita membuka diafragma yang lebar.

Bukaan diafragma juga berpengaruh terhadap DOF (Depth Of Field) sebuah foto. Bukaan diafragma yang sempit akan menghasikan foto yang halus, Bukaan diafragma yang sempit akan membuat cahaya masuk agak lambat dan itu akan membuat background pada foto tersebut akan matang dan keseluruhan detai pada foto akan kelihatan. Dan begitu pula sebaliknya apabila bukaan diafragma besar atau lebar maka akan membuat cahaya yang masuk banyak, sehingga membutuhkan waktu yang singkat untuk memperoleh sebuah ganbar atau foto. Dan akan menghasilkan background pada foto jadi kurang matang dan kabur.


No comments:

Post a Comment