Showing posts with label Teknik photography. Show all posts
Showing posts with label Teknik photography. Show all posts

Thursday, July 23, 2015

Belajar Metering Mode kamera DSLR


Metering mode adalah suatu metode yang dapat digunakan unutk mengukur ketepatan eksposur. Metering mode berfungsi untuk mengukur intensitas cahaya di sekitar objek. Ketika objek dilihat dari viewfinder, maka kondisi cahaya yang mengenai objek pada saat itu dapat diukur menggunaan metering.

Metering mode akan menganalisis cahaya yang berada disekitar objek, apakah disekitar objek tersebut terlalu gelap, terlalu terang ataupun cukup. Dan kemudian selanjutnya yang perlu kita lakukan adalah mengatur diafragma, shutter speed dan ISO unutk menghasilkan eksposur yang tepat.

Adapun beberapa metode metering yang terdapat di kamera DSLR :

1.  Matrix Mode/Evaluate.
     Metode ini adalah menghitung serta meratakan tingkat pencahayaan yang masuk ke kamera. Cara kerja dari metode ini adalah dengan membuat kotak virtual pada objek, kotak ini dapat dilihat saat membidik objek pada viewfender. Metering mode dengan metode ini akan menampilkan informasi yang terkait dengan nilai cahaya pada kotak virtual tersebut, untuk kemudian memberikan nilai pencahayaan secara keseluruhan. 

Metode ini sesuai untuk memotret objek yang memiliki intensitas cayaha yang relatif sama, namun unutk memotret pada objek yang tingkat pencahayaannya berbeda (misal cahaya samping) maka metode ini tidak sesuai untuk di gunakan.

2.  Spot metering
     Spot metering biasa dugunakan untuk memperoleh detail tertentu, tetapi secara maksimal. metode ini akan mengukur bidang-bidang yag sangat kecil. Metode ini berbeda dengan metode matrix mode, mode ini sangat cocok untuk memotret objek yang tingkat pencahayaannya berbeda. Informasi yang di ambil dengan metode ini lebih akurat. metode ini dapat di aplikasikan misalnya pada cahaya samping.

3.  Center-weight metering
     metode ini berbeda dengan kedua metode sebelumnya, metode ini mengukur tingkat pencahayaan yang jatuh pada bagian tengah frame. metode ini cocok untuk memotret wajah (profile) atau pemandangan (landscape).

Tuesday, July 14, 2015

Belajar tentang ISO kamera


Baik temen-temen semua.. Di postingan kali ini saya akan melanjutkan dari postingan yang kemaren kalau temen-temen baca mengenai eksposure dalam photography .. Didalam eksposure memiliki 3 element unsur dalam photography yaitu Diafragma, Shutter speed dan ISO.
Untuk diafragma dan shutter speed sudah saya jelaskan ya di postingan saya yang lalu.. Bagi yang belum membaca mungkin bisa membacanya disini diafragma, Shutter speed.

Naaah... untuk postingan kali ini saya ingin membahas tentang ISO, agar komplit lah mengenai 3 unsur elemen yang terdapat dalam eksposure ya.. :)

Baik,, Elemen yang ketiga adalah ISO dalam eksposure, Apasih itu ISO ?? pasti temen-temen banyak yang bertanya seperti itu ya.. ISO merupakan sensitivitas sensor kamera terhadap cahaya yang mengenainya. Yingkat sensitifitas sensor atau ISO ini dinyatakan dalam jumlah angka. yang mana ISO dimulai dari angka 80, 100, 200, 400 dan seterusnya.

Pada beberapa kamera ISO dapat mencapai angka 12800 dan bahkan ada yang 25000. Semakin kecil angka ISO yang kita pakai maka semakin rendah pula tingkat sensitifitas pada sensor kamera yang ditunjukkan. begitu juga sebaliknya apabila kita memakai angka ISO tinggi maka tinggi pula tingkat sensitifitas sensor kamera yang dimilikinya.

Semakin tinggi angka pada ISO maka semakin sedikit cahaya yang dibutuhkan untuk membentuk sebuah eksposur (Baca juga tenteang eksposure) dan begitu juga sebaliknya. Oleh karena itu biasanya penggunaan untuk nilai angka ISO yang tinggi itu biasanya di gunakan pada saat dalam kondisi gelap. Sedangkan untuk kondisi yang cukup terang ataupun terang cukup memakai ISO angka yang rendah.

Menaikkan angka ISO pada settingan kamera itu sangat beresiko pada penurunan kualitas gambar. Semaikin tinggi angka ISO yang dipakai maka semakin tinggi pula noise yang akan dihasilkan pada sebuah foto. Noise disini berupa titik-titik atau bintik-bintik yang berbentuk seperti butiran pasir yang muncul pada foto. bintik-bintik ini akan menyebabkan detail gambar yang halus akan ikut hilang. Oleh karena itu pemilihan unutk menaikkan ISO ke angka yang tinggi itu merupakan opsi atau pilihan terakhir dalam menysun sebuah ekposure. ISO dinaikkan tinggi apabila kombinasi antara diafragma dan shutter speed memang sudah tidak memungkinkan lagi.


Demikin share kita mengenai ISO, maka lengkap lah sudah masalah 3 element unsur dalam ekposure. Semoga bermanfaat dan berguna untuk temen-temen semua..

Jangan lupa share kepada temen-temen kita yang membutuhkan informasi ini..

Terima kasih

Indahnya berbagi..
:)

Monday, July 13, 2015

Shutter speed

Apa kabar temen-temen semua.. semoga dalam keadaa sehat semua ya.. amin..

Untuk postingan kali ini saya akan coba melanjutkan dari postingan saya yang sebelumnya membahas tentang Apasih eksposure dalam dunia photography ? dan Diafragma atau aperture dalam photography. 

Dalam tulisan yang saya posting di artikel yang berjudul Apasih eksposure dalam dunia photography?, ada 3 element unsur dalam eksposure yaitu Diafragma, shutter speed dan ISO
Nah untuk kelanjutannya di artikel ini saya akan membahas tentang "shutter speed" .

Shutter speed atau disebut juga kecepatan rana adalah lamanya waktu shutter untuk membuka atau menutup kembali. Waktu terbukanya shutter akan mempengariuhi intensitas cahaya yang masuk ke dalam kamera. Semakin lama shutter dibuka maka akan semakin banyak cahaya yang masuk, begitu juga sebaliknya semakin singkat shutter dibuka maka akan semakin sedikit cahaya yang masuk.

Shutter speed dihitung dalam satuan detik, pada kamera modern shutter speed biasanya dimulai dari 1/8000 hingga 30 detik. Pada bodi kamera biasanya terdapat skala yang dapat diatur. skala ini mulai dari Bulb (B), 1, 1/2, 1/4, 1/8, 1/15, 1/30, 1/60, 1/125, 1/250, 1/500 dan seterusnya. Jika kita memilih skala 1 maka itu artinya shutter akan membuka selama 1 detik dan apabila kita memilih skala 1/250 maka shutter akan membuka selama 1/250 detik. Ada bebera kamera yang memiliki skala pilihan Bulb yang mana shutter akan membuka apabila kita memencet atau menekan tombol shutter (ditahan) dan akan menutup menutup kembali apabila tombol shutter dilepaskan.

Shutter speed juga dinyatakan dalam satuan stop, setiap stop mencerminkan jumlah cahaya yang masuk. Apabila kita memilih naik atau cepat 1 stop itu artinya cahaya yang masuk akan dibagi 2 dari kecepatan sebelumnya, dan sebaliknya apabila kita memilih lambat atau turun 1 stop maka jumlah cahaya yang masuk akan dikali 2 dari jumlah cahaya sebelumnya.

Shutter speed juga dapat berpengaruh pada pergerakan objek yang di rekam. semakin cepat shutter speed yang kita gunakan, maka akan sedikit suatu gerakan yang direkam oleh kamera. Dan apabila kita menggunakan shutter speed yang lambat maka akan semakin banyak pergerakan objek yang akan direkam oleh kamera.

Terdapat hubungan timbal balik antara shutter speed dan diafragma (Baca juga untuk penjelasan diafragma). Jika kita telah menemukan eksposure yang tepat dalam memotret sebuah objek, tetapi kita ingin mengubah kecepatannya, maka untuk mendapatkan eksposure yang sama kita juga harus merubah settingan pada diafragmanya. Jika shutter speed menjadi lebih cepat 1 stop maka bukaan diafragmanya harus dibuka juga 1 stop untuk mengimbanginya.

sumber foto http://miketurner-photography.co.uk


Itu penjelasan tentang Shutter speed, semoga dapat bermanfaat untuk semua pembaca..
Silahkan di sahre bagi temen-temen yang membutuhkan informasi ini..

Terima kasih

Indahnya berbagi
:)

Sunday, July 12, 2015

Diafragma/Aperture dalam photography

Untuk melanjutkan Postingan saya yang sebelumnya mengenai Apasih eksposure dalam dunia photography ? yang mana unsur dalam eksposure terdapat 3 element yaitu Diafragma, Shutter speed dan ISO.
Dipostingan kali ini saya akan membahas tentang Diafragma terlebih dahulu..

Diarfagma dalam photography berfungsi untuk mengatur jumlah intensitas cahaya yang masuk kedalam kamera, diafragma terbentuk dari 5-8 lempengan logam yang tersusun membentuk lingkaran, serta dapat disesuaikan ukurannya guna untuk mengendalikan cahaya yang masuk. Bukaan pada diafragma yang lebar maka akan banyak cahaya yang masuk, sedangkan sebaliknya semakin sempit bukaan diafragma maka akan semakin sedikit pula cahaya yang masuk.

Diafragma diukur menggunakan f-stops. Ukuran ini di tunjukkan dengan lambang f/ dan diakhiri dengan angka. semakin kecil angka yang ditunjukkan, berarti semakin besar bukaan yang dihasilkan oleh diafragma. Semakin besar angka yang di tunjukkan maka semakin kecil pula bukaan pada diafragmanya. Contoh-nya : bukaan diafragma f/1.8 tentu kebih besar bukaan diafragmanya di bandingkan dengan diafragma f/3.5


Sumber foto dari Google



Perpindahan antara satu ukuran dengan ukuran yang lain disebut dengan 1 stop. Contoh misalnya kita mengubah diafragma f/2.8 ke f/4 maka di sebut naik 1 stop. kenaikan ini berarti mengurangi separuh dari cahaya yang masuk. apa bila sebaliknya f/4 ke f/2.8 maka disebut dengan turun 1 stop, dan akan menambah jumlah cahaya yang akan masuk.

Setiap lensa memiliki ukuran diafragma yang berbeda-beda, ukuran dari bukaan diafragma dapat di lihat dari angka yang tertera di lensa, misalkan f/3.5 - f/5.6, ini artinya lensa dapat membuat bukaan maksimum pada angka f/3.5 dan minimum pada angka f/5.6, namun besaran ini masih tergantung dengan focal length yang digunakan.

Bukaan diafragma tergantung dengan inensitas cahaya yang berada diobjek foto, jika cahayanya banyak yang mengenai objek maka kita cukup membuka diafragma sedikit saja. dan sementara apabila cahaya pada objek minim maka kita membuka diafragma yang lebar.

Bukaan diafragma juga berpengaruh terhadap DOF (Depth Of Field) sebuah foto. Bukaan diafragma yang sempit akan menghasikan foto yang halus, Bukaan diafragma yang sempit akan membuat cahaya masuk agak lambat dan itu akan membuat background pada foto tersebut akan matang dan keseluruhan detai pada foto akan kelihatan. Dan begitu pula sebaliknya apabila bukaan diafragma besar atau lebar maka akan membuat cahaya yang masuk banyak, sehingga membutuhkan waktu yang singkat untuk memperoleh sebuah ganbar atau foto. Dan akan menghasilkan background pada foto jadi kurang matang dan kabur.


Friday, July 10, 2015

Apasih Eksposur dalam dunia photography ??


Pada awal  kemunculan fotografi, kata eksposure merujuk pada jambar yang terekam di kamera. Namun seiring dengan berkembangnya dunia fotografi, kata eksposure mulai di terjemahkan dalam berbagai arti. Ada yang menyebut eksposure sebagai gambar, film, bahkan media digital.

Untuk dapat menghasilkan foto yang baik, maka seorang fotografer harus memperoleh eksposure yang tepat. Dalam konteks fotografi, kata eksposure ditejemahkan sebagai seberapa banyak jumlah cahaya yang masuk kedalam kamera yang mengenai media perakam didalam kamera tersebut serta seberapa lama. Ini artinya, eksposure yang tepat dapat diperoleh dari hasil kombinasi yang baik antara diafragma, shutter speed dan ISO, ketiga hal ini merupakan elemen-elemen dalam ekposure.

Bukaan diafragma akan menentukan jumlah intensitas dari cahaya yang masuk kedalam sebuah kamera, sementara shutter speed akan menentukan seberapa cepat atau lama cahaya mengenai sensor pada sebuah kamera. Kemudian ISO akan menentukan seberapa tinggi sensitifitas media perekam terhadap cahaya. Ketiga elemen ini dikenaldenagn sebutan The Triangle of Exposure.

Unsur dalam Eksposure ada 3 yaitu :
1.  Diafragma (Baca penjelasan diafragma)
2.  Shutter speed (Baca penjelasan shutter speed)
3.  ISO

Sunday, July 5, 2015

Teknik photography


Heeiiii... temen-temen para pecinta photography.. senang bisa berjumpa lagi dengan temen-temen semua.. Baik dalam kesempatan kali ini saya akan mencoba berbagi mengenai teknik photography.
Banyak sekali ya teknik-teknik dalam dunia photography ini misalkan teknik photography model, teknik photography levitasi, teknik photography outdoor, teknik photography landscape, teknik photography panning, teknik photography siang hari, teknik photography blur, teknik photography bulb, teknik photography eksposure, teknik photography hitam putih, teknik photography malam hari, teknik photography human interest, teknik photography outdoor, teknik photography bagi pemula, teknik photography profesional, teknik photography slow speed, teknik photography wedding dan masih banyak lagi ya teknik-teknik dalam dunia photography ini.

Teknik dalam photography sangat di pengaruhi oleh penguasaan eksprosure, teknik dapat tercipta apabila kita mampu mengkombinasikan pengaturan diafragma, shutter speed dan ISO dengan tepat. Sebelum kita melakukan pemotretan, alangkah lebih baiknya kita berfikir terlebih dahulu dan mengimajinasikan objek tersebut didalam pikiran anda, susun konsep. setelah itu barulah mengatur konfigurasi diafragma, shutter speed, ISO, sudut pengambilan gambar, serta komposisi yang tepat.

Macam-macam teknik yang populer dalam dunia photography :
1.  Pengaruh diafragma
     Bukaan diafragma memberikan pengaruh pada ruang tajam foto atau depth of field (DOF), DOF memberikan suasana dan karakter tersendiri pada sebuah foto. DOF sendiri terdapat 2 macam :
  • DOF sempit
    DOF sempit berarti memiliki ruang tajam yang sempit, sehingga akan focus pada titik tertentu saja atau di objek nya saja, sementara untuk bagian lainnya akan terlihan blur. DOF sempit di peroleh dengan bukaan diafragma yang lebar. DOF sempit sangat sesuai dengan foto profil atau potret, karena akan menguatkan karakteristik dari wajah seseorang.
  • DOF luas
    DOF luas berarti memiliki ruang tajam yang luas, sebagian objek dalam foto baik yang dekat maupun yang jauh akan terlihat tajam dan focus. DOF luas didapat dengan bukaan diafragma yang sempit. DOF luas biasanya sering digunakan untuk memotret landscape.
2.  Pengaruh shutter speed
     Shutter speed akan mempengaruhi beberapa teknik pemotretan, shutter speed yang cepat akan membuat gerakan yang terekam menjadi sedikit, sedangkan shutter speed yang lambat akan membuat pergerakan yang terekam menjadi lebih banyak. Teknik yang dipengaruhi oleh shutter speed sebagai berikut:
  • Slow motion
    Slow motion sering juga disebut teknik bluring, memberikan kesan bergerak pada objek, sehingga membuat tampak artistik serta dramatis. Pada teknik ini, pergerakan pada objek yang bergerak terlihat kabur dan objek yang diam akan terlihat tajam dan jelas.
  • Stop motion (freezing)
    Teknik ini akan membuat seolah-olah objek membeku, waktu seakan-akan berhenti. teknik ini biasanya digunakan untuk objek yang bergerak, dengan hasil yang tajam. gerakan-gerakan seperti gerakan olahraga merupakan objek-objek yang umumnya dipotret menggunakan teknik ini. Teknik ini dapat di peroleh dengan mengatur sutter speed tinggi, misalnya 1/500, 1/1000 atau 1/4000.
  • Panning
    Teknik panning kebalikan dari teknik bluring, teknik penning akan membuat background terlihat kabur sementara objeknya akan terlihak tajam. Yang harus diperhatikan dalam teknik ini adalah kecepatan objek dan focus. Cara untuk mengambil gambar dengan teknik ini susah-susah gampang, anda harus mengikuti pergerakan objek anda tanpa harus kehilangan focus berkonsentrasilah pada objek. saat mengikuti pergerakan objek putarlah seluruh badan anda untuk mengikuti pergerakan objek jangan hanya kepala dan bahu saja.
  • Bulb
    Bulb merupakan teknik gerakan cahaya,yang umumnya di lakukan pada malam hari atau didalam ruangan yang gelap. Teknik bulb dilakukan dengan cara membuka shutter dalam waktu yang sangat lama, dan akan menghasilkan foto dengan kilatan-kilatan cahaya yang kabur namun dengan background yang tetap tajam.
3.  Pengaruh arah cahaya
     Pengaruh arah cahaya mampu memberikan emosi dan mood pada foto. arah cahaya juga dapat memberikan kesan dimensi yang di timbulkan pada objek. Berikut adalah beberapa teknik foto yang dipengaruhi oleh cahaya :
  • Cahaya depan (fornt light)
    Untuk teknik ini sumber cahaya berasal dari depan objek atau membelakangi kamera. teknik ini hapir semua foto menggunakannya. Baik menggunakan cahaya matahari ataupun flash untuk teknik ini cahaya harus tepat di depan objek.
  • Cahaya samping
    Teknik ini berarti sumber cahaya berada disamping kiri atau kanan objek. Menggunakan cahaya samping lebih memberikan kesan dimensi yang lebih kuat, sehingga banyak digunakan oleh para fotografer arsitektur dan landscape.
  • Cahaya belakang
    Sumber cahaya pada teknik ini berada dibelakang objek atau dengan kata lain berada didepan kamera, foto dengan cahaya dibelakang akan menonjolkan bentuk dan profil dari objek. cara ini bisa dilakukan dengan meletakkan objek didepan sumber cahaya atau membelakangi sumber cahaya tersebut.
  • Cahaya atas
    Pada teknik cahaya atas berarti sumber cahaya berasal dari atas objek. foto dengan teknik ini biasanya menghasilkan foto yang gelap atau suram, karena menempatkan objek pada posisi bayang-bayang.

Masih banyak lagi teknik lain yang belum kita bahas seperti teknik makro, teknik zooming dan double exposure, mungkin akan kita bahas di posting selanjutnya insyAllah.. terus ikuti blog saya dan jangan lupa share buat temen-temen kita yang membutuhkan :D

terima kasih..

Indahnya berbagi...


mungkin ada yang ingin membaca cerita-cerita humor, iklan-iklan lucu dapat mengunjungi juga blog saya klik disini
:D